Profil Desa
Sejarah Desa
Permulaan
sejarah terbentuknya Desa Padasuka berawal dari adanya Stasiun Kereta Api
Cibatu di Kampung Nagrog Desa Cibatu (Padasuka saat ini), namun seiring dengan
adanya pembangunan jalur kereta api menuju
kota Garut oleh pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1818, serta
tidak memungkinkannya dibuat persimpangan rel kereta api dari setasiun Cibatu
(Kp. Nagrog) pada waktu itu, maka setasiun kereta api dipindahkan ke Rancabatu
(stasiun CIbatu sekarang).
Setelah
berpindahnya stasiun kereta api Cibatu dari Kp. Nagrog ke Rancabatu, Desa
Cibatu yang berdampingan dengan Desa Babakan diperintahkan oleh Wedana
Rancabatu untuk menggabungkan Desa Cibatu dengan Desa Babakan dengan alasan
kurangnya jumlah penduduk kedua desa sehingga tidak memenuhi syarat untuk menjadi
sebuah desa. Dalam rangka menindak
lanjuti kelangsungan kedua desa tersebut maka para tokoh kedua desa yang
diprakarsai oleh Bapak Enjin Kepala Desa Babakan dan Bapak H. Hanan Kepala Desa
Cibatu pada waktu itu mengadakan musyawarah untuk menyatukan Desa Cibatu dengan
Desa Babakan dengan hasil para tokoh masyarakat menyutujui/padasetuju (dalam
bahasa Sunda artinya Padasuka) dengan penyatuan kedua desa tersebut, agar tidak
sulit dalam menentukan nama dari penyatuan kedua desa tersebut maka disepakati
nama Padasuka sebagai nama Desanya serta terpilihnya Bapak Karna sebagai kepala
desa pertama yang memimpin Desa Padasuka.
Adapun
cakupan wilayah Desa Padasuka padasaat itu meliputi Kampung Nyangegeng, Babakan
Dukuh, dan Dukuh di sebelah utara, Kampung Rancabatu dan Cikoang di sebelah
selatan, Kampung Kancil dan Cikarees di sebelah timur, serta kampung Sisimpang
dan kampung Babakan Cibunar di sebelah barat. Sehubungan dengan beralihnya
kekuasaan Hindia Belanda ke tangan Jepang sekitar tahun 1942 Kades Karna diganti
oleh Kades Sadili. Tahun 1954 di Desa Padasuka diadakan kembali pemilihan
kepala desa dengan calon Bapak M. Sujari dan Bapak Uju dan terpilihlah bapak M.
Sujari sebagai Kades padawaktu itu.
Pada
tahun 1961 sehabis jabatan Kades M. Sujari di Padasuka kembali diadakan
pemilihan kepala desa dengan calon Bapak Amin Bunyamin dan bapak Wiharna dan
terpilihlah bapa Amin Bunyamin sebagai kade Padasuka menggantikan bapak Sujari.
Padasaat pemerintahanya bapak Amin Bunyamin berhasil membangun beberapa infasstruktur
di Desa Paasuka diantaranya pemindahan kantor Balai Desa Padasuka dari Kp.
Padasuka ke Kp. Citambal, pemekaran desa Padasuka menjadi dua desa yaitu
Desa Padasuka dengan Bapak Amin Bunyamin sebagai Kadesnya mulai tahun 1962-1973
dan Desa Karyamukti dengan Bapak Solihin sebagai Kadesnya. Pada tahun 1970 di
Desa Padasuka diadakan pengaspalan jalan PU kabupaten yang menghubungkan kota
Cibatu dengan kecamatan Malangbong melewati jalan Nasional Bandung –
Tasikmalaya.
Sekitar
tahun 1973 di Desa Padasuka ada kekosongan jabatan kepala desa seiring
berakhirnya pemerintahan Bapak Amin Bunyamin maka di Desa Padasuka diadakan
kembakli pemilihan kepala dengan calon 1. Bapak E Tamimi, 2. Bapak Solihin, 3.
Bapak Syaripudin, 4. Bapak Odi, 5. Bapak Iin Ruhiyat, 6. Bapak Mahri, dan
terpilihlan bapak Syaripudin sebagai kepala desa dari tahun 1974-1984. Sehabis
masa jabatan Kades Syaripudin kembali diadakan pemilihan Kepala Desa dengan
calon 1. Bapak Iin Ruhiat, 2. Bapak Sulaeman Raharja, dan 3. Bapak Uju, serta
terpilihnya Bapak Sulaeman Raharja menjadi Kepala Desa Padasuka selanjutnya
pada pemilihan tahun 1993 pula dengan calon 1. Bapak Sulaeman Raharja, 2. Bapak
Iin Ruhiyat, dan 3. Bapak Otong, Bapak Sulaeman Raharja terpilih kembali
menjadi kepala desa untuk periode kedua sampai akhir periode tahun 2002.
Di tahun
2002 setelah habis masa jabatan Kade Sulaeman Raharja pemilihan kepala desa
dipadasuka diikuti oleh calon Kades baru dengan calon. Bapak H.Odjir Munawar,
S.IP dan Bapak Abas S dan dimenangkan oleh Bapak H. Odjir Munawar, S.IP, begitu
juga pada pemilihan tahun 2007 dengan calon Bapak Nandang Mulyadi dan Bapak H.
Odjir Munawar, S.IP dimenangkan oleh Bapak H. Odjie Munawar, S.IP sampai masa
jabatan tahun 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar